Ada sebuah cerita tentang anjing musim semi, cerita ini pertama kali saya dapatkan ketika menonton drama korea berjudul It’s Okay to Not Be Okay, yang dibintangi Kim Soo-hyun, Seo Ye-ji dan Oh Jung-se ini masih mengangkat cerita cinta seperti kebanyakan drama Korea.
Keseluruhan drama ini menceritakan sekitar kehidupan ketiga tokoh tersebut. Isu kesehatan mental juga menjadi tema besar dalam drama ini. Mereka saling mengisi, menemukan penghiburan satu sama lain, dan menyembuhkan luka psikologis serta emosionalnya.
Salah satu karakter pemainnya adalah seorang penulis buku anak-anak yang unik, selalu memukau dengan emosinya yang meledak-ledak. Dari sifat psikopatnya, dia ternyata mengalami banyak kisah sedih di masa kecilnya. Dia selalu punya cerita sendiri dibalik setiap buku dongeng yang diterbitkannya, cerita anjing musim semi adalah salah satu dari beberapa cerita di drama ini.
Dongeng Anjing Musim Semi
Dongeng yang satu ini punya cerita yang sangat sederhana tapi memiliki makna yang mendalam.
Dahulu kala di sebuah desa, hiduplah seekor anjing yang sangat pandai menyembunyikan emosinya. Anjing itu diikat di dekat teras di bawah pohon rindang. Dia selalu mengibaskan ekornya dan bertingkah lucu. Jadi dia mendapat julukan nama, anjing musim semi karena dia ceria seperti musim semi.
Anjing itu selalu bersenang-senang dengan anak-anak desa di siang hari. Tapi setiap malam, dia mengerang dan merengek sedih ketika tidak ada orang di sekitarnya. Itu karena dia ingin sekali memotong talinya dan berlari bebas di lapangan musim semi. Namun, dia tidak bisa. Dan itulah mengapa dia selalu menangis setiap malam.
Suatu hari, suara hatinya berbisik dan bertanya kepadanya:
“Hei, mengapa kamu tidak memotong saja tali pengikatnya dan melarikan diri?”
Dan anjing itu menjawab dengan sedih sambil berkata:
“Saya telah diikat terlalu lama sehingga saya lupa cara membebaskan diri.”
Dia sudah terlalu terbiasa diikat sampai-sampai tidak tahu caranya untuk bebas…
Cerita anjing musim semi ingin menyampaikan pesan, terkadang kebahagiaan dan kebebasan sebenarnya sudah ada di depan mata, akan tetapi kita mengabaikannya karena sudah terbiasa dengan keadaan saat ini.
Zona nyaman yang terbentuk bukan dari kenyamanan kondisi, tetapi bisa jadi karena terbiasa tidak nyaman, sehingga dibuat nyaman dalam kondisi tersebut, sehingga terbiasa ‘nyaman’ dalam ketidaknyamanannya.
Banyak orang yang pandai menyembunyikan emosinya. Mereka memakai topeng yang hanya menunjukkan apa yang mereka ingin orang lain lihat. Dan dalam cerita Anjing Musim semi diatas, juga mengingatkan kita untuk melepaskan dan melanjutkan selagi kita masih punya waktu, selama kita tidak terjebak dalam jebakan emosi kita sendiri.
Jika kita terus berpegangan pada seseorang dan/atau sesuatu yang tidak membuat kita lebih baik, kita akan selamanya hidup dalam ketakutan, rasa sakit, dan penyesalan. Sebisa mungkin kamu masih bisa melepaskan diri, selama kamu punya kesempatan untuk menemukan jalan keluar, lakukan lah sekarang!
Hindari menjalani kehidupan di mana Anda terjebak di dalamnya, saatnya untuk mengambil langkah dan mengumpulkan keberanian Anda. Sekarang saatnya untuk move on dan bahagia.