Pada suatu sesi konsultasi di sebuah kafe, biasanya saya melakukan sesi konsultasi atau intake interview merupakan tahap awal sebelum sesi lanjutan untuk coaching atau masuk ke terapi, dan kebanyakan di sesi awal ini klien ada yang sudah dapat release dari permasalahannya atau mendapatkan solusi dari hambatan di dalam dirinya. Hari itu saya bertemu dengan seorang klien yang menyatakan perasaan tentang kehidupannya yang hampa dan tidak ada tantangan, seperti hanya menjalani rutinitas atau kewajiban untuk bekerja, mencari nafkah dan berhasil, tetapi dia tetap mengatakan selalu bersyukur dengan apa yang telah dicapainya sampai saat ini.
Sambil menikmati kopi yang baru disajikan oleh pelayan kafe, dia bercerita bahwa setiap dia membuat goal dalam pekerjaannya selalu dapat dicapainya, dan malah telah menjadi suatu kebiasaan bahwa goal yang dia buat pasti tercapai, begitu juga dalam kehidupan rumah tangganya pun dia mengatakan bahwa berjalan sangat baik dan mulus, dia memiliki istri yang mendukung pekerjaannya walaupun waktunya dia lebih banyak dihabiskan di proyek-proyek yang dikerjakannya, dia juga dikarunia 2 anak yang lucu-lucu dan sehat, dan telah memiliki rumah yang nyaman, aman dan hal-hal yang sangat positif yang telah dicapainya. Untuk tujuan itulah sesi ini dilakukan, yaitu kurangnya tantangan yang membuat hidupnya hampa, hanya menjalani kewajiban sehingga yang ditakutkan akan membuat dia jenuh dan demotivasi.
Setelah selesai mendengarkan permasalahan dan yang dirasakannya, saya mengonfirmasi kepada dia:
Saya: “Jadi Anda merasa hidup Anda kurang tantangan dan biasa aja, karena Anda dapat mencapai apa yang Anda buat dalam goal Anda?”
Klien: “iya , benar sekali…” dia menjawab dengan tegas
Saya: “Bagaimana goal Anda yang sebelumnya dengan goal yang baru?” lanjut saya
Klien: “goal yang lama sama dengan goal yang baru, karena proyeknya masih sama, hmmm kalaupun ada perbedaan itu hanya sedikit sekali dalam hal nilainya …” sambil agak berpikir menyadarinya
Saya: “kalau begitu, jika Anda menginginkan tantangan dalam pekerjaan Anda, Bagaimana sebaiknya goal baru Anda dibanding dengan goal lama Anda?”
Klien: “harus berbeda! Berbedanya juga yang agak mencolok, tidak sedikit…” , dan terlihat wajahnya berubah seperti terbang ke masa depan dan memikirkan sesuatu yang lebih hebat
Saya: “good! Betul sekali, kira-kira perbedaan yang mencolok itu seperti apa saja?” mencoba untuk masuk lebih dalam menggali sumber dayanya
Klien: “mmm…beri waktu saya untuk berpikir sejenak…. Ya, perbedaannya bisa dari nilainya, dan juga waktu pencapaiannya!” dengan wajah yang puas
Saya: “ya bagus sekali pak!, ubah goal dengan PERBESAR & PERCEPAT GOAL Anda!…, bagaimana perasaan Anda sekarang ?”
Klien: “perasaan saya sangat bersemangat dan termotivasi sekali, saya merasakan adanya tantangan dan perubahan baru ke depannya, merasakan akan ada perbedaan yang membuat saya lebih berarti…”
Saya: “Alhamdulillah, sangat luar biasa sekali, jika itu dalam hal pekerjaan, lalu bagaimana dengan perasan istri dan anak Anda dengan goal Anda yang baru itu?”
Klien: (terlihat wajah klien seperti kaget dan bingung) “…saya baru terpikirkan waktu saya pasti tersita lebih banyak, dan apakah penerimaan istri dan anak-anak dengan pekerjaan saya yang menyita waktu itu membahagiakan mereka selama ini? Tiba-tiba muncul pertanyaan apakah saya bekerja ini untuk diri saya atau keluarga saya, kalaupun untuk keluarga, mengapa sedikit waktu saya bersama keluarga?”
Saya: “beruntung Anda tersadarkan, karena ternyata ada konflik perasaaan itu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang tidak ekologis, lalu bagaimana baiknya dengan goal di kehidupan dengan keluarga Anda?”
Klien: “..(terdiam sejenak)… ya betul perlu perubahan goal di keluarga, karena saya selama ini hanya menjalani kehidupan sehari-hari saja, dan kebanyakan hanya untuk diri saya saja dengan beristirahat di rumah pada hari libur, setiap hari pulang sudah malam…”, lanjutnya kemudian “ saya perlu merubah juga goal kehidupan pribadi saya, saya akan perbesar intensitas waktu pertemuan, dengan berkumpul, ngobrol, bermain, rekreasi dan sebagainya… dan saya juga perlu percepat frekwensinya yang biasanya sekali sebulan bahkan kadang jarang, menjadi seminggu sekali… dan malam hari saya akan pulang lebih cepat untuk dapat bersama keluarga di rumah…”
Saya: “bagus sekali pak!, Anda telah menemukan sumber daya baru dalam diri untuk masa depan Anda, lebih ekologis untuk semua, bagaimana perasaaan Anda saat ini?”
Klien: “semakin sangat bersemangat dibanding perasaan sebelumnya, sangat bersyukur dan bahagia sekali ada rencana yang baik yang akan saya buat untuk pekerjaan dan kehidupan saya, sehingga lebih dapat menikmati hidup saya… terimakasih banyak pak…”
Saya: “Alhamdulillah, sangat luar biasa sekali…terimakasih juga Anda telah mau mengijinkan diri Anda dan mengambil keputusan untuk berubah,… dan selanjutnya Anda akan buat strategi untuk mencapai goal Anda tersebut…”.
Dan pembicaraan dilanjutkan dengan sesi coaching untuk memperjelas goalnya dan menentukan strategi dalam mencapainya.