Apa sih Mind-Architect?
Seperti apa Mind-Architect itu?
Apakah sebuah aplikasi dari ilmu Mind-Reprogramming?
Apa itu sertifikasi dari sebuah kursus atau pelatihan?
Apa itu gelar sederajat dengan Master?
Itulah sebagian pertanyaan yang muncul ketika membaca dan mendengar istilah Mind-Architect, atau ketika membaca profile saya di proposal, atau ketika saya mengisi pelatihan di inhouse corporate maupun publik, ataupun ketika berkenalan dan bertukar kartu nama, mungkin juga banyak yang sudah menerka-nerka seperti apa itu Mind-Architect, atau bahkan telah menyimpulkan sendiri dengan persepsinya.
Apa itu Mind-Architect?
Dalam artikel ini, sekarang saya akan ceritakan apa itu Mind-Architect kepada sahabat semua, semoga bisa menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan yang muncul.
Pertama-tama saya akan menceritakan pengalaman pekerjaan saya sebelumnya sebagai karyawan, yaitu di divisi Brand & Communication pada sebuah perusahaan asuransi no.1 di dunia (begitu yang dikatakan dalam taglinenya), pekerjaan ini berhubungan dengan penguatan branding perusahaan tersebut di Indonesia, melalui produk jasa dan marketing tools-nya yang kemudian dikomunikasikan baik untuk internal dan eksternal di setiap perusahaan yang bernaung dibawahnya, setelah dari perusahaan itu saya pindah kerja untuk memegang proyek pemerintah sebagai Marketing Communication untuk sosialisasi konversi minyak tanah ke gas LPG 3 Kg di beberapa propinsi di seluruh Indonesia, di pekerjaan ini saya mensosialisasikan ‘produk’ dari pemerintah agar masyarakat mau merubah kebiasaannya mengkonsumsi minyak tanah diganti dengan gas LPG yaitu dengan tabung baru dengan kapasitas 3Kg yang lebih terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah, mulai dari konsep komunikasinya sampai kegiatan apa saja yang mungkin dilakukan untuk sosialisasi tersebut di daerah-daerah sesuai dengan budayanya. Selain itu di waktu-waktu luang saya pun, saya menerima beberapa proyek design untuk corporate identity sebuah perusahaan atau organisasi, dari pembuatan logo, tagline, administration tools, konsep sosialisasi, marketing tools dan lain-lain.
Dari pengalaman kerja saya itu, ada benang merah yang menghubungkan semuanya, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga akan arti sebuah identitas atau brand yang menguatkan produk atau jasa yang dipasarkan, dimana brand yang kuat akan menjadi pertimbangan utama konsumen dalam memilih produk atau jasa yang sejenis, dengan semakin memperkuat nilai dari brand yang dimiliki, semakin kuat pula kekuatan perusahaan atau organisasinya. Dengan pengetahuan branding yang masih sedikit, membuat saya semakin tertarik untuk mendalaminya, dan saya pun melihat ternyata brand itu tidak hanya diperlukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi saja, tetapi diperlukan juga untuk perorangan yang diistilahkan dengan personal branding, banyak sekali saya dapatkan para ahli, pakar dan spesialisasi yang menggunakan personal branding tersebut, tujuannya pun bermacam-macam diantaranya agar orang-orang tahu keahlian dia, mudah diingat, mudah dikenal, menarik perhatian dan lain sebagainya, dari yang sederhana sampai yang agak lebay dan unik, mungkin nanti saya akan ulas sendiri tentang personal branding ini di artikel yang lain.
Pada akhir tahun 2006 saat baru menggeluti menjadi hypnotherapist dan trainer, saya belum terpikirkan untuk mencari identitas buat diri dan organisasi saya, baru ketika saya memilih dan memutuskan untuk menjadi profesional trainer dan hypnotherapist di tahun 2008, hal pertama yang saya pikirkan dan buat adalah sebuah identitas atau brand untuk bendera saya yaitu ReFrame Positive, sebuah nama yang bisa menggambarkan bagaimana jasa yang kami berikan bertujuan untuk menjadikan klien lebih positif dalam pikiran, perkataan, perasaan dan perilakunya.
Selanjutnya baru di tahun 2010 saya memikirkan untuk membuat personal brand saya yang bisa menjelaskan dan menggambarkan sumber daya yang saya miliki dan keahlian spesialisasi yang berhubungan dengan aplikasi ilmu pikiran, muncullah istilah Mind-Architect.
Mind-Architect adalah sebuah personal brand untuk saya, entah kenapa ketika kata itu muncul menurut saya sangat catchy, cool, elegan dan tidak terlalu lebay seperti dengan menggunakan kata-kata No.1, yang pertama, motivator sukses, trainer pintar, paling hebat dan kata lainnya yang akhirnya jadi terkesan lucu, tidak elegan, pasaran dan mungkin menimbulkan pertanyaan iseng ‘no.1 menurut siapa?’, ‘sukses dari sisi apa?’, ‘pintar dibanding dengan siapa?’ dan lain sebagainya, atau bahkan dapat menjadi beban mental bagi yang memakainya, bahaya kan kalo jadi menimbulkan konflik dalam diri dan akhirnya stress sendiri.