Fokus pada kegagalan dalam diri sering kali muncul ketika kita terjebak dalam pola pikir negatif, di mana kamu mulai meyakini bahwa sebagian besar konsep brilian yang muncul di benak kamu akan berujung pada kegagalan. Bayangkan saja, kamu mungkin pernah merasa, “Semua upaya hebat yang saya lakukan di kelas minggu lalu malah berakhir dengan kegagalan!”
Mungkin juga ketika kamu meragukan kemampuan diri sendiri dalam meraih sukses. Misalnya, “Saya selalu berpikir bahwa usaha keras saya dalam proyek-proyek sebelumnya selalu sia-sia. Ternyata, apa yang saya kerjakan selalu gagal.”
Pengalaman gagal kamu di masa lalu dapat menjadi suatu program baru di pikiran, yang dimaknai dengan kenegatifan, dan kamu yakini, sehingga membuat kamu sangat percaya bahwa kamu tidak mampu atau tidak berbakat di pekerjaan tersebut sekarang.
Sejatinya, setiap langkah kesalahan yang kamu telah lakukan adalah guru terbaik yang membimbing kamu menuju kesempurnaan. Bayangkanlah, seperti menghadapi ujian hidup yang penuh pelajaran. Saat kamu mengintrospeksi proses dan hasilnya dengan pikiran terbuka, dan kamu memperhatikan dengan teliti alasan dibalik setiap kekeliruan atau kegagalan, itulah saat-saat kamu benar-benar tumbuh.
Misalnya, saat kamu memutuskan untuk mencoba memasak hidangan baru, mungkin terjadi kesalahan pada tahap tertentu. Namun, daripada menyesalinya, ini adalah kesempatan emas untuk memahami metode yang lebih baik dan meningkatkan keterampilan memasakmu. Begitu juga ketika mencoba melukis atau melakukan online shopping yang lebih kompleks; melalui setiap kesalahan, kamu membuka pintu menuju pengetahuan dan pengalaman baru.
Memaknai Kegagalan
Henry Ford dan Wright bersaudara pun pernah mengalami kegagalan, tetapi sepertinya tidak ada yang mengingatnya, dan mereka pun tidak fokus pada kegagalannya. Sama seperti mereka, kamu mungkin pernah gagal di masa lalu. Ketika kamu melihat kembali kejadian kegagalan kamu dengan cara pandang yang berbeda, maka kamu akan mendapatkan pemaknaan berbeda, tentunya dari sudut pandang yang positif, dan pastinya kamu akan menyadari pelajaran dan pencapaian kamu.
Beberapa orang sukses, memaknai kegagalan sebagai bagian dari kurva belajar. Mereka mengubah semua kegagalan dan kesalahan mereka menjadi pengalaman belajar. dan tentunya akan ada biaya untuk mempelajari sesuatu yang berharga.
Lagi pula, sejauh ini sudah berapa uang yang kamu habiskan untuk pendidikan? Apakah kamu berpikir kamu akan berhenti belajar pada titik tertentu dalam hidup? Apakah kamu belajar dari kesalahan masa lalu kamu? Tentu saja kamu sudah melakukannya, dan sekarang kamu lebih kuat dan bijaksana karena mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu yang telah kamu buat.
Ibaratnya seperti ketika seorang anak belajar pertama kali mengendarai sepeda, dia akan banyak jatuh di sepanjang jalan, dan terus mencoba sampai bisa seimbang dahulu, kemudian perlahan-lahan mengayuh sepeda di jalur yang lurus, semakin lancar dia akan mengayuh sepedanya lebih cepat, mencoba berbelok dengan aman dan seterusnya.
Dan di setiap tahapan tersebut dia banyak mendapatkan pelajaran bagaimana bisa melakukan lebih benar dan baik lagi. Jika dia tidak terus mencoba, maka bisa jadi dia tidak bisa mengendarai sepeda tersebut, dan tidak bisa bermain sepeda dengan teman-temannya.
Hindari berfokus pada kegagalannya. Letakkan kegagalan tersebut di belakang kamu, karena itu adalah masa lalu yang sudah terjadi, dan pelajari dari masing-masing episode pengalaman gagal tersebut. saat kamu mendapatkan pembelajaran itu, maka kamu sedang bertumbuh.
— Rully Mujahid
Saat kamu mengerjakan suatu hal yang baru berikutnya, lakukan riset terlebih dahulu, buat komitmen penuh untuk berhasil, dan jangan pernah berhenti secara mental sebelum memulainya.
Terakhir yang juga sangat penting, belajarlah dari kesalahan dan kegagalan orang lain. kamu dapat mengamati dan mengambil pelajaran dari kejadian yang dialami oleh orang lain, dan dihadirkan dihadapan kamu melalui cerita seseorang, membaca di artikel, berita di sosial media, serta perilaku orang-orang dalam lingkungan kamu. Dengan belajar dari kehidupan orang lain, kamu dapat mengambil hal-hal positif yang akan kamu terapkan dalam kehidupan kamu.