Artikel ini diambil dari postingan sebuah komunitas di halaman FB saya, beberapa bagian diedit agar sahabat dapat lebih menikmati jalan ceitanya. Selamat menikmati silahkan share jika bermanfaat.
——
Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Pakistan.
Seorang dokter ahli bedah terkenal yang bernama Dr. Ishan tergesa-gesa menuju bandara. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas dan mempresentasikan penemuan terbesarnya.
Singkat cerita, pesawat yang membawa Dr. Ishan telah terbang meninggalkan bandara menuju kota tempat Seminar tersebut diadakan, namun setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan oleh pilot bahwa pesawat mengalami gangguan teknis dan harus mendarat di bandara terdekat, untuk dilakukan pengecekan dan perbaikan jika diperlukan.
Akhirnya pesawat mendarat di bandara terdekat di sebuah kota kecil, dan semua penumpang diminta untuk menunggu di ruang tunggu bandara. Tidak beberapa lama kemudian terdengar dari pusat informasi mengatakan bahwa pengecekan dan perbaikan pesawat akan memakan waktu kurang lebih 16 jam, dan pesawat pengganti tidak dapat disediakan sehingga diminta para penumpang untuk menyusun ulang rencana perjalanannya tersebut.
Mendengar pengumuman tersebut Dr. Ishan bergegas mendatangi pusat informasi dan berkata pada petugas disana: “Saya ini dokter spesialis bedah, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam? Apakah ada jalan lain agar saya dapat segera sampai di tempat tujuan saya…??”
Petugas menjawab: “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru, Anda bisa menyewa mobil, tujuan anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil dapat dicapai dalam 3 jam”
Dr. Ishan setuju dengan usul petugas tersebut dan menyewa mobil untuk mengantarkannya ke tempat seminar itu diadakan. Ketika mobil yang mengantar baru berjalan 5 menit meninggalkan bandara, tiba-tiba cuaca mendung dan langit sangat gelap sekali, disusul kemudian dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.
Setelah perjalanan berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar telah tersesat entah ada dimana, serta terasa sangat lelah karena medan yang dilalui cukup sulit dibawah cuaca yang buruk. Sambil terus mencari jalan untuk menemukan jalan utama, terlihat sebuah rumah kecil dan sederhana yang berada tidak jauh dari hadapannya, mereka berpikir untuk beristirahat dahulu karena hari juga sudah semakin larut dan badan yang lelah, maka mereka mengambil keputusan untuk menghampiri rumah tersebut. Dan setelah member salam dan mengetuk pintunya, terdengar suara seorang wanita tua dari dalam rumah: “Wa’alaikum salam…, Silahkan masuk, siapa ya?” dan kemudian terbukalah pintunya.
Setelah pertama-tama mengenalkan diri sebagai musafir yang tersesat dalam perjalanan, mereka masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk dapat beristirahat sejenak dan mau meminjam teleponnya. Ibu itu tersenyum dan berkata: “Telepon apa Nak? Apa Anda tidak sadar ada dimana? Disini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu untuk beristirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda”.
Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu untuk teh dan makanan yang telah dihidangkan, dan ibu itu mempersilahkan untuk mencicipinya sambil mohon pamit untuk sholat, sambil berjalan menuju sajadahnya, ibu itu perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak berdaya diatas kasur disisi sajadahnya, yang diselimuti dengan kain tipis, dia terlihat gelisah namun tegar melihat keadaan anak tersebut. Kemudian Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dilanjutkan dengan doa yang panjang.
Setelah selesai sholat, ibu tersebut menemani tamunya kembali, dokter yang dari tadi mengamatinya berkata kepada ibu tersebut: “Demi Allah, Anda telah membuat saya kagum dengan keramahan Anda dan kemuliaan akhlak Anda, semoga Allah menjawab doa-doa Anda yang panjang dan khusyu tadi”.
Berkata ibu itu: “Nak, Anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan doa-doa saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu…”
Bertanya Dr. Ishan dengan penuh penasaran: “ doa apa yang belum dijawab itu?”
Ibu itu berkata: “Anak yang terbaring itu adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada disini, mungkin karena pengalaman dan peralatan yang ada di kota kecil ini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, sangat berpengalaman menangani penyakit seperti yang diderita cucu saya, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya selalu berdoa kepada Allah agar memudahkan jalan kesembuhan untuknya bagaimanapun caranya yang saya sanggup…”
Tersentak mendengar kata-kata ibu itu, menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: “Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh doa ibu telah membuat sebuah pesawat rusak dan harus diperbaiki lama, membuat hujan badai dan petir yang menyesatkan perjalanan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu, tidak ada yang kebetulan terjadi di dalam kehidupan setiap hambaNYA, sungguh Allah SWT telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mukmin yang selalu memohon dalam doanya. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini dengan ilmu dan pengalaman yang dititipkan pada saya”.
Moral Cerita:
Setiap kejadian yang terjadi di dalam kehidupan sahabat pasti ada hikmahnya, ada maksud baik di dalamnya, dan sudah diatur oleh Sang Maha Pengatur untuk kebaikan diri sahabat dan orang-orang sekitar yang membutuhkannya. Dan kekuatan yang sangat dahsyat dari ketulusan dan pengharapan dari sebuah doa yang dipanjatkan oleh orang yang tunduk dan patuh kepada Sang Maha Kuasa dan sangat yakin kalau setiap doa pasti dikabulkanNYA telah menjadikan doa-doa tersebut terkabul dengan indahnya dan dimudahkan segalanya.